makasih atas kunjungannya kali ini saya akan kembali update blog saya mengenai tugas tugas saya semoga dapat membatu untuk menyelesaikan tugas .
Suatu
pertanyaan yang timbul mengapa kita
tertarik dalam mengembangkan pengkondisian sinyal digital. Survei menyeluruh
terhadap aplikasi elektronik dalam industri memperlihatlan bahwa teknik
konversi ke dalam digital mengalami pengingkatan. Ada banyak alasan untuk konversi ini, namun
ada dua hal yang penting. Pertama adalah reduksi terhadap ketidakpasian (uncertainty) ketika melakukan pengkodean
informasi secara digital terhadap informasi analog. Jika suatu sistem
menyediakan informasi analog, perhatian yang besar harus dilakukan untuk
memperhitungkan pengaruh derau listrik, pergeseran (drift) bati suatu penguat, pengaruh pembebanan (loading effects), dan sejumlah
permasalahan lain yang dekat dengan elektronika analog. Di dalam sinyal yang
dikodekan secara digital, suatu kabel dapat memuat level tinggi atau rendah
yang tidak benar-benar rentan terhadap permasalahan di atas berkaitan dengan
pemrosesan analog. Akurasi sinyal digital ini dalam merepresentasikan informasi
merupakan permasalahan tersendiri.
Alasan
kedua untuk konversi ke dalam elektronika digital adalah keinginan perkembangan
untuk mempergunakan komputer digital dalam proses industri. Secara normal,
komputer memerlukan informasi yang dikodekan dalam bentuk digital sebelum dapat
dipergunakan. Pertanyaan mengenai kebutuhan untuk pengkondisian sinyal digital
menjadi sebuah pertanyaan mengapa komputer sangat banyak digunakan di dalam
industri. Hal ini benar-benar hal kompleks dan banyaknya dapat ditulis berulang-ulang.
Dengan menyebutkan beberapa alasan yang akan dinyatakan, seperti yang akan
didiskusikan lebih lanjut yaitu. (1) kemudahan dengan menggunakan untuk
mengendalikan suatu sistem kontrol proses multivariabel, (2) melalui
pemrograman komputer, nonlinieritas di dalam output transduser dapat
dilinierkan, (3) persamaan kontrol yang rumit dapat diselesaikan untuk
menentukan fungsi kontrol yang diperlukan, dan (4) kemampuan untuk mengubah rangkaian
pemroses digital yang kompleks dalam bentuk mikro seperti integrated circuits (IC). Sungguh, dengan pengembangan chip
mikroporsesor, seluruh komputer dapat diimplementasikan pada satu papan
rangkaian tercetak (PCB). Teknologi ini tidak hanya mengurangi ukuran fisik,
namun juga dapat mengurangi konsumsi daya serta rata-rata kegagalan.
Dengan
perkembangan penggunaan komputer dalam teknologi kontrol proses, sangatlah
jelas bahwa ada individu dilatih untuk bekerja dalam bidang ini juga harus
benar-benar tahu dalam teknologi elektronika digital. Pertanyaan mendasar adalah
seberapa jauh persiapan yang diambil dapat mencakup studi mengenai hal kompleks
yang terkait. Jawbannya adalah seorang
ahli teknologi harus memahami elemen-elemen dan karakteristik dari loop
kontrol proses. Dalam konteks ini, elektronika digital dipergunakan sebagai
alat untuk mengimplementasikan fitur penting dari kontrol proses dan juga harus
dipahami bagaimana piranti tersebut mempengaruhi karakteristik loop. Anggap
bahwa seseorang tidak perlu mengetahui secara mendetail bentuk fisik dari kabel
yang dibentangkan untuk memahami aplikasi dari strain gages dalam rangka menggunakan piranti ini dengan baik pada
proses kontrol. Hal yang sama pula, seseorang tidak perlu mengetahui desain
internal dari gerbang-gerbang logika dan mikrokomputer untuk menggunakan
piranti ini dalam kontrol proses. Dalam hal ini, sudut pandang dari bab ini
sengaja dipilih untuk membantu pembaca yang memiliki latar belakang dalam
teknologi digital untuk memahami aplikasinya dalam kontrol proses.
KONVERTER
Alat bantu digital yang paling penting untuk
teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk
analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar pengukuran variabel-variabel dinamik
dilakukan oleh piranti ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk
sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan sebuahkomputer
atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan
konversi analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini haris diketahui
sehingga ada keunikan, hubungan khusus
antara sinyal analog dan digital. Seringkali, situasi yang sebaliknya
terjadi dimana sinyal digital diperlukan untuk menggerakkan sebuah piranti
analog. Dalam hal ini, diperlukan sebuah konverter digital ke analog (D/A).
3.3.1 Komparator
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik dalam Gambar
secara
sederhana membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung
pada tegangan man yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke
komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian
dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan
nanti.
3.3.1
Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah
opamp yang memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan
untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain
untuk memiliki level logika yang dperlukan pada bagian outputnya.
contoh
Sebuah
sistem kontrol proses memiliki spesifikasi dimana temperatur tidak boleh
melebihi 160°C jika
tekanan juga melebihi 10N/m2 (Pa). Deasin sebuah sistem utuk
mendeteksi kondisi ini, menggunakan transduser tekanan dan temperatur
masing-masing dengan fungsi alih 2.2 mV/°C dan 0.2 V/N/m2.
SOLUSI
Kondisi alarm akan terjadi pada saat sinyal
temperatur (2.2 mV/°C)(160°C) = 3.52 V bersamaan dengan sinyal tekanan (0.2
V/N/m2)(10 N/m2) = 2 volt. Rangkaian dari
Gambar 3.5 memperlihatkan bagaimana alarm ini dapat diimplementasikan dengan
komparator dan satu gerbang AND3.3.1 onverter Digital ke Analog (DAC)
Sebuah DAC menerima informasi digital dan
mentransformasikannya ke dalam bentuk suatu tegangan ananlog. Informasi digital
adalah dalam bentuk angka biner dengan jumlah digit yang pasti. Khususnya
ketika dipergunakan sebagai penghubung dengan sebuah komputer, angka biner ini
disebut word biner atau word komputer. Digit-digit tersebut disebut bit word.
Sehingga, sebuah word 8 bit akan memberikan sebuah angka biner yang memiliki
delapan digit, seperti 101101102. Konverter D/A mengonversi sebuah
word digital ke dalam sebuah tegangan analog dengan memberikan skala output
analog berharga nol ketika semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksmum
ketika semua bit adalah satu. Hal ini dapat direpresentasikan secara matematis
dengan memperlakukan angka biner sebagai angka pecahan. Dalam konteks ini,
output dari konverter D/A dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan (3.1)
yang memberikan skala dari sejumlah tegangan referensi.
Vx = VR
[b12–1 + b22–
2 + . . . + bn2 – n ] (3-3)
Dimana
Vx = output
tegangan analog
VR = tegangan
referensi
b1 b2 . . . bn = word biner n-bit
Perlu diketahui bahwa minimum dari
Vx adalah nol, dan harga
maksimum ditentukan oleh ukuran dari word biner, karena dengan semua bit yang
diset berharga satu, ekivalen desimal mendekati harga VR sesuai dengan peningkatan jumah bit. Sehingga sebuah
word 4-bit memiliki harga maksimum
Vmax = VR
[2–1 + 2– 2 + 2– 3 + 2 – 4 ] =
09375 VR
Sedangkan sebuah word 8-bit mamiliki harga
maksimum
Vmax = VR
[2–1 + 2– 2 + 2– 3 + 2 – 4 + 2–5
+ 2– 6 + 2– 7 + 2 – 8 ] =
09961 VR
RESOLUSI KONVERSI
Resolusi
konversi juga merupakan sebuah fungsi jumlah dari bit-bit yang ada dalam word.
Lebih banyak bit, lebih kecil perubahan di dalam output analog untuk perubahan
1-bit di dalam word biner sehingga resolusi semakin besar. Perubahan terkecil
yang mungkin terjadi secara sederhana dinyatakan oleh
DVx = VR 2 – n (3-4)
Dimana
DVx = perubahan
output terkecil
VR = tegangan
referensi
n = jumlah
bit-bit di dalam word
sehingga, sebuah konverter D/A word 5-bit dengan
tegangan revferensi 10 volt akan menghasilkan perubahan sebesar DVx = (10)
(2 – 5) = 0.3125 volt per volt.
CONTOH 3.8
Tentukan
berapa banyak bit yang harus dimiliki sebuah konverter D/A untuk memberikan
peningkatan output sebesar kurang dari 0.04 volt. Tegangan referensi adalah 10
volt.
SOLUSI
Salah satu
cara untuk mendapatkan solusi ini adalah dengan secara kontinyu mencoba ukuran
word hingga diperoleh resolusi yang jatuh kurang dari 0.04 volt per bit. Sebuah
prosedur yang lebih analitik adalah membentuk persamaan
DV
= 0.04 = (10)
(2 – y)
sembarang n yang lebih besar
dari bagian integer dari eksponen 2 dalam persamaan ini akan memenuhi
keperluan. Dengan mengambil logaritma
log
(0.04) = log (10) (2 – y )
log
(0.04) = log (10) – y log 2
y =
y = 7.966
sehingga, sebuah n
= 8 akan memenuhi kriteria yang diinginkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Persamaan (3-4).
DVx = (10)
(2 – 8)
DVx =
0.0390625 volt
KARAKTERISTIK DAC
Untuk aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi
(IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan
output tertentu. Dalam Gambar 3.6, kita lihat elemen penting dari DAC dengan
input dan output yang diinginkan. Karakteristik yang berkaitan dapat diringkas
oleh referensi dari gambar ini.
1.
Input Digital.
Secara khusus, jumlah bit dalam sebuah word biner paralel disebutkan di dalam
lembar spesifikasi. Biasanya, level logika TTL dipergunakan kecuali dikatakan
lain.
2.
Catu Daya. Merupakan
bipolar pada level ± 12 V hingga ± 18 V seperti yang dibutuhkan oleh amplifier
internal.
3.
Suplai Referensi.
Diperlukan untuk menentukan jangkauan tegangan output dan resolusi dari
konverter. Suplai ini harus stabil, memiliki riple yang kecl. Dalam beberapa
unit, diberikan referensi internal.
4.
Output.
Sebuah tegangan yang merepresentasikan input digital. Tegangan ini berubah
dengan step sama dengan perubahan bit input digital dengan step yang ditentukan
oleh Persamaan (3-4). Output aktual dapat berupa bpolar jika konverter didesain
untuk menginterpretasikan input digital negatif.
5.
Offset.
Karena DAC biasanya diimplementasikan dengan op-amp, maka mungkin adanya tegangan
output offset dengan sebuah input nol. Secara khusus, koneksi akan diberikan
untuk mendukung pengesetan ke harga nol dari output DAC dengan input word nol.
6.
Mulai konversi.
Sejunlah rangkaian DAC memberikan sebuah logika input yang mempertahankan
konversi dari saat terjadinya hingga diterimanya sebuah perintah logika
tertentu (1 atau 0). Dalam ini, word input digital
diabaikan hingga diterimanya input logka tertentu.
Dalam sejumlah hal, sebuah buffer input diberikan untuk
memegang (hold) word digital selama
dilakukannya konversi hingga selesai, bahkan word ini sendiri dapat muncuk pada
jalur input hanya dalam waktu singkat. Buffer-buffer ini biasanya berupa
flip-flop (FF) yang yang dimasukkan di antara terminal-terminal input dari
konverter dan jalur digital.
STRUKTUR DAC
Jelasnya, sebuah
DAC dipergunakan sebagai kotak hitam (black
box), dan tidak ada pengetahuan mengenai cara kerja internal diperlukan. Ada beberapa hal penting
ntuk menunjukkan bagaimana konversi dapat diimplementasikan. Konversi yang paling
sederhana mempergunakan sebuah suatu deretan op-amp ntuk input dengan tujuan
dipilih penguatan yang memberikan suatu output sesuai dengan Persamaan (3-3).
Macam yang paling umum adalah mempergunakan sebuah jaringan ladder resistif
untuk menghasilkan fungsi transfer. Jaringan ini diperlihatkan dalam Gambar 3.7
dalam hal konverter 4-bit. Dengan pilihan resistor R-2R, dapat diperlihatkan
malaui analisis jaringan dimana teganganoutput diberikan oleh Persamaan (3-4).
Saklar merupakan saklar analog elektronik.
CONTOH 3.9
Sebuah
katup kontrol memiliki variasi linier untuk bukaan sesuai dengan variasi
tegangan input dari 0 – 10 volt. Sebuah mikrokomputer menghasilkan output 8-bit
untuk mengendalikan pembukaan katup kontrol dengan mempergunakan sebuah DAC
8-bit ntuk menghasilkan tegangan katup. (a) Cari tegangan referensi yang
diperlukan untuk mendapatkan suatu pembukaan katup penuh (10 volt); (b) Cari
persentase pembukaan katup untuk perubahan 1-bit dalam word input.
SOLUSI
(a)
Kondisi bukaan katup penuh terjadi dengan inpt
tegangan 10 volt. Jika sebuah referensi
10 volt dipergunakan, sebuah word digital penuh 11111111 tidak akan memberikan
tepat 10 volt, sehingga kita akan mempergunakan sebuah referensi tegangan yang
lebih besar. Sehingga kita dapatkan
Vx = VR
[b12–1 + b22–
2 + . . . + b82 – 8 ]
10 = VR (3-3)
VR = = 10.0039
(b)
Persentase perubahan katup tiap step ditentukan
pertama kali dari
DVx = VR 2 – 8
DVx = (10.0039)
DVx =
0.0392 V
sehingga,
% = = 0.392 %
DAC SERIAL
Dalam
sejumlah kasus, word digital merupakan tipe serial pada jalur input selain bit
paralel. Dalam hal ini, diperlukan baik konverter serial maupun konverter
serial ke paralel, dengan output bufer.
3.3.1 Konverter Analog ke Digital (ADC)
Meskipun
ada beberapa transduser yang memberikan output sinyal digital secara langsung
dan sdang dikembangkan, sebagian besar transduser tetap hanya mengkonversi
variabel dinamik ke dalamsebuah sinyal lsitrik analog. Dengan peningkatan
penggunaan logika digital dan komputer di dalam kontrol proses, sangat [erlu
untuk mempergunakan sebuah DAC untukmenhasilkan sebuah output yang dikodekan
secara digital. Fungsi transfer dari ADC dapat diekspresikan dengan cara yang
sama denga Persamaan (3-3) dalam sejumlah tegangan analog yang diberikan
sebagai nput, dan konverter mendapatkan sebuah bilangan biner yang jika disubstitusikan
ke dalam Persamaan (3-3) memberikan input analog. Sehingga
Vx = VR
[b12–1 + b22–
2 + . . . + bn2 – n ] (3-5)
Dimana
Vx = input tegangan
analog
VR = tegangan
referensi
b1 b2 . . . bn = output digital n-bit
Kita
mempergunakan kesamaan pendekatan dalam ersamaan ini karena tegangan di sebelah
kanan dapat berubah oleh ukuran step yang terbatas oleh Persamaan (3-4),
DV
= VR 2 – n (3-4)
Hal ini berarti bahwa ada ketidakpastian
dari DV di dalam melakukan konversi
dari tegangan analog ke snyal digital. Ketidakpastian ini harus diambil ke
dalam perhitungan di dalam aplikasi desain. Jika permasalahan sesuai dengan
pertimbangan menentukan suatu resolusi tertentu terhadap tegangan analog, maka
ukuran word dan referensi harus dipilih ntuk mendapatkan resolusi ini dalam
bilangan yang dikonversikan ke bilangan digital.
CONTOH 3.10
Temperatur
akan diukur oleh sebuah transduser dengan output 0.02 volt/°C. Tentukan referensi ADC
yang diperlukan dan ukuran waord untuk mengukur 0 – 100°C dengan resolusi 0.1°C.
SOLUSI
Pada
temperatur maksimum 100°C, tegangan
output adalah.
(0.02 V/°C)
(100°C)
= 4 V
sehingga dipergunakan referensi 2
V.
Sebuah perubahan 0.1°C menghasilkan suatu perubahan tegangan
(0.1°C)
(0.02 V/°C)= 2 mV
sehingga
kita memerlukan ukuran word
0.002 V = (2)
(2 – y )
Memilih sebuah ukuran n dengan
satu bagian integer dari y. Sehingga,
menyelesaikannya dengan logaritma kita dapatkan
y =
y = 9.996 » 10
sehingga, sebuah word 10 bit diperlukan untuk resolusi
ini. Sebuah word 10-bit memiliki resolusi
V = (2)
(2 – 10)
DVx = 0.00195
volt
yang
lebih kecil dari resolusi minimum yang diperlukan yaitu 2 mV.
CONTOH 3.11
Cari word
digital yang diperoleh dari input 3.217 volt untuk sebuah ADC 5-bit dengan
referensi 5 volt.
SOLUSI
Hubungan
antara input dan output adalah
Vx = VR
[a12–1 + a22–
2 + a32– 3 + a42–
4 + a52 – 5 ] (3-5)
Sehingga,
kita akan mengkodekan sebuah bilangan pedahan yaitu Vx/VR
atau
a12–1 + a22–
2 + . . . + a52 – 5 = = 0.6254
Menggunakan
metoda perkalian succesive yang dinyatakan dalam SubBab 3.2.2, kita peroleh
0.6254 (2) = 1.2508 \ a1 = 1
0.2508 (2) = 0.5016 \ a2 = 0
0.5016 (2) = 1.0032 \ a3 = 1
0.0032 (2) = 0.0064 \ a4 = 0
0.0064 (2) = 0.0128 \
a5 = 0
Sehingga outputnya adalah
101002.
STRUKTUR A/D
Hampir semua ADC yang tersedia dalam bentuk rakitan
rangkaian terintegrasi (IC) yang dapat dianggap sebagai kotak hitam (black box). Untuk dapat benar-benar
mengenal karakteristik dari piranti ii, sangatlah penting untuk memeriksa
teknik standar yang dipergunakan untuk melakukan konversi. Ada dua metoda yang dipergunakan untuk
melakukan konversi yang merepresentasikan pendekatan yang sangat berbeda untuk
permasalahan konversi.
ADC PARALEL – FEEDBACK
Konverter A/D paralel-feedback menerapkan sistem umpan
balik (feedback) untuk melakukan
konversi seperti diperlihatkan pada Gambar 3.8. Pada dasarnya, sebuah
komparator dipergunakan untuk membandingkan tegangan input Vx terhadap sebuah tegangan
umpan balik VP yang
berasal dari sebuah DAC seperti tampak dalam gambar. Komparator menghasilkan
sinyal yang menggerakkan sebuah jaringan logika yang menaikkan output digital
(dan juga input DAC) hingga komparator mengindikasikan dua sinyal adalah sama
sesuai resolusi dari konverter. Konverter paralel-feedback yang paling populer
adalah pendekatan successive. Pada
piranti ini, susunan rangkaian logika dibuat secara successive dan menguji setiap bit, dimulai dengan bit paling
penting (MSB) dari word. Kita memulainya dengan semua bit nol. Dari sini,
operasi pertama adalah dengan mengeset b1
= 1 dan menguji VF = VR 2 – 1 terhadap Vx melalui komparator.
Jika Vx
lebih besar, maka b1
adalah satu; b2 diset ke 1 dan dilakukan test bagi Vx terhadap VV = VR(2 – 1 + 2 –
2 ), dan seterusnya.
Jika Vx
lebih kecil dari VR2–1, maka b1 direset ke nol; b2
diset ke 1 dan dilakukan test bagi Vx terhadap VR 2 – 2. Proses
ini diulang hingga bit terendah (least
significant bit) dari word. Operasi yang terjadi paling baik diilustrasikan
melalui contoh.
CONTOH 3.12
Cari
pendekatan successive output
ADC untuk konverter 4-bit terhadap input 3.217 volt jika referensi adalah 5
volt.
SOLUSI
Mengikuti
prosedur secara garis besar, kita mendapatkan operasi berikut. Dengan Vx = 3.217.
(1) Mengeset b1 = 1 VF = 5(2 – 1) = 2.5
volt
Vx
> 2.5 biarkan b1 = 1
(2) Mengeset b2 = 1 VF = 2.5 + 5(2 – 2)
= 3.75 volt
Vx
< 3.75 reset b2
= 0
(3) Mengeset b3 = 1 VF = 5(2 – 3) = 3.125
volt
Vx
> 3.125 biarkan b1 = 1
(4) Mengeset b4 = 1 VF = 3.125 + 5(2 – 4)
= 3.4375 volt
Vx
< 3.4375 mereset b1
= 0
Melalui
prosedur ini, kita dapatkan output merupakan sebuah word biner 10102.
Selain input analog, output digital, catu daya, dan
referensi input, sebagian besar konverter A/D
memiliki sebuah input logika untuk memulai konversi (start conversion) dan sebuah output logika konversi selesai (finished conversion) seperti diperlihatkan pada Gambar 3.8.
A/D RAMP
Konverter A/D tipe ramp pada intinya membandingkan
tegangan input terhadap tegangan ramp
yang naik secara linier. Sebuah pencacah (counter)
biner diaktifkan untuk mencacah step ramp sampai tegangan ramp sama dengan
input. Ramp ini sendiri dihasilkan oleh sebuah rangkaian integrator op-amp,
yang didiskusikan dalam SubBab 2.5.6.
A/D RAMP SLOPE GANDA
ADC ini merupakan tipe yang paling umum dari konverter
ramp. Diagram yang disederhanakan dari piranti ini diperlihatkan pada Gambar
3.9. Prinsip kerjanya berdasar pada kemampuan sinyal input untuk menggerakkan
integrator untuk waktu tetap T1,
sehingga menghasilkan sebuah output
atau karena Vx adalah konstan,
Setelah waktu T1, input integrator secara elektronis tersaklar pada
suplai referensi yang bernilai negatif. Kemudian komparator melihat sebuah
tegangan input yang berkurang dari V1 sebagai
atau , karena VR adalah konstan
dan V1 diperoleh dari Persamaan (3-7),
Comments
Post a Comment